1. JURNAL PERTAMA
A. Identitas Jurnal
|
1. |
Jenis Jurnal |
: |
Bashrah |
|
2. |
Volume |
: |
01 |
|
3. |
Nomor |
: |
02 |
|
4. |
ISSN |
: |
ISSN (printed) :
2776-5962 ISSN (online) : 2809-0349 |
|
5. |
Penulis |
: |
Farizka Ayu dan
Aziz Muzayin 1 |
|
6. |
Tahun Terbit |
: |
2021 |
|
7. |
Alamat |
: |
https://www.journal.stitpemalang.ac.id/index.php/bashrah/article/download/316/210 |
B. Analisis Jurnal
1. Judul
PERANAN
GURU MELALUI PENDIDIKAN INKLUSI DALAM MENANAMKAN SIKAP SOSIAL SISWA DI SD NEGERI
14 MULYOHARJO PEMALANG
2. Nama
Penulis
Farizka
Ayu dan Aziz Muzayin 1
3. Nama
Lembaga/Afiliasi
STIT
Pemalang, Jl. Letjand Di Panjaitan
No.KM 3, Paduraksa, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52319
4. Abstrak
Peranan Guru melaui Pendidikan Inklusi Dalam
Menanamkan Sikap Sosial Siswa Di SD Negeri 14 Mulyoharjo Pemelang adalah judul
esai.Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana guru menggunakan
pendidikan inklusif untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada siswa di SD
Negeri 14 Mulyoharjo Pemalang yang memiliki kebutuhan khusus dibandingkan siswa
lainnya. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif field Reseach. Hasil Penelitian
ini adalah: 1)Pelaksanaan Pendidikan Inklusi di SD Negeri 14 Mulyoharjo Pemalang
Dalam pelaksanaan Pendidikan inklusi harus melalui tahapan-tahapan sehingga Pendidikan
inklusi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya . Ada dua tonggak utama dalam
pelaksanaan program pendidikan inklusi, yaitu tonggak penyiapan kelembagaan dan
tonggak program. 2) Peran guru melalui pendidikan inklusi dalam menanamkan
sikap sosial antara siswa berkebutuhan khusus dan siswa normal. Selain itu,
seorang guru menjaganya secara maksimal dengan tujuan agar kehadiran siswa
berkebutuhan khusus tidak mengganggu siswa normal. Peneliti mengamati di SD
Negeri 14 Mulyoharjo Pemalang bahwa siswa berkebutuhan khusus dan siswa normal
berada pada jarak yang sama satu sama lain.
5. Pendahuluan
Tanpa terkecuali, semua anak mendapatkan
pendidikan, baik untuk perkembangan normal maupun untuk kebutuhan khusus. Karena
kelainan bawaannya, anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan pendampingan
khusus dalam pengajaran untuk mencapai potensinya secara maksimal. Oleh karena
itu, untuk berjaga-jaga perlu menggunakan aturan khusus saat mengajar siswa,
karena kelainan tersebut bisa di atas dan di bawah normal. Setiap anak memiliki
tanggung jawab yang sama untuk mengejar pendidikan moral yang tidak
dikriminalisasi. Bangsa Indonesia memperkenalkan pandangan hidup Pancasila yang
diintegrasikan ke dalam satu frase yang dikenal sebagai "Bhinneka Tunggal
Ika", yang menunjukkan berbagai ide yang berbeda tetapi seragam. Secara
tradisional, pendidikan telah dilihat sebagai bidang studi dan pendidikan guru
yang diprakarsai sendiri. Pada tahun 1950-an dan 1990-an, hanya sekitar 1%
siswa yang bersekolah di sekolah pendidikan khusus.
6. Metode
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
memahami fenomena sosial yang berasal dari selatan. pandangan peserta. Berkenaan dengan
penelitian kualitatif di atas, mengacu pada penelitian yang digunakan untuk
mengevaluasi kondisi di mana orang dievaluasi, seperti objek terbuka. Instrumen
seremonial. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan analisis tekanan
pada proses inferensi deduktif dan induktif serta pada analisis dinamika
hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Ini
tidak berarti bahwa penelitian kualitatif tidak akan pernah lepas dari
penggunaan data kuantitatif, tetapi tidak akan digunakan untuk hipotesis atau
upaya untuk mengajukan pertanyaan literatur dengan menggunakan metode formal
dan persuasif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri adalah instrumen
atau alat yang digunakan dalam penelitian. . Peneliti kualitatif sebagai
“instrumen manusia” berfungsi mengalihkan fokus penyelidikan, menggunakan
informasi sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, dan menganalisis
data.
7. Hasil
dan Pembahasan
Pendidikan inklusif adalah metode
reformasi Pendidikan menekankan sikap antidiskriminasi, perjuangan persamaan
hak dan kesempatan, akses pendidikan bagi semua orang, dan upaya mengubah sikap
masyarakat terhadap seorang anak memiliki kebutuhan khusus. Sistem pendidikan
inklusif, atau sistem pendidikan inklusif, memungkinkan anak-anak kecil untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya di kelas reguler bersama anak-anak lain seusia
mereka. Dalam situasi ini, anak berkebutuhan khusus yang disebutkan di kelas
dengan aturan adalah anak berkebutuhan khusus sampai taraf tertentu yang,
meskipun memiliki berbagai kecacatan, dapat berpartisipasi dalam kegiatan anak
lainnya. SD Negeri 14 Mulyoharjo Pemalang merupakan satu-satunya sekolah negeri
yang ditunjuk untuk mengajarkan pendidikan inklusi. Pelaksanaan pendidikan
inklusi di SD Negeri 14 Mulyoharjo Pemalang berlangsung dalam kelas model konvensional
(mulai dari siswa formal) maupun model kelas inklusi khusus yang berlangsung
pada hari Sabtu.
8. Kesimpulan
Pendidikan inklusi di SD Negeri 14
Mulyoharjo Pemalang diawali dengan rapat pengurus, yang meliputi tiga langkah:
sosialisasi, identifikasi, dan penilaian. Tahap sosiolinguistik dilakukan dalam
rangka memberikan penjelasan singkat tentang pendidikan inklusif kepada guru,
siswa, dan anggota siswa lainnya. Langkah selanjutnya adalah identifikasi;
Identifikasi pegawai dilakukan pada saat pendaftaran awal pegawai sehingga
dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sebagai tenaga
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Setelah identifikasi, dilakukan penilaian.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes tertentu yang disediakan oleh psikolog
untuk menentukan apakah anak tersebut termasuk dalam kategori mana, dan
kemudian diperlukan tindakan yang tepat. Usai doa penutup, acara dilanjutkan
kembali. Mulyoharjo Pemalang membuat dua model dalam pelaksanaan program SD
Negeri 14.
2. JURNAL KEDUA
A. Identitas Jurnal
|
1. |
Jenis Jurnal |
: |
Jurnal
Komunikasi Pendidikan |
|
2. |
Volume |
: |
4 |
|
3. |
Nomor |
: |
1 |
|
4. |
ISSN |
: |
P-ISSN 2549-1725 E-ISSN 2549-4163 |
|
5. |
Penulis |
: |
Nurul Ani
Khayati 1, Faizatul Muna 1 , Eling Diar Oktaviani 1 & Ahmad Fauzan
Hidayatullah2 |
|
6. |
Tahun Terbit |
: |
2020 |
|
7. |
Alamat |
: |
B. Analisis Jurnal
1. Judul
PERANAN
GURU DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK PENCAPAIAN PROGRAM TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
2. Nama
Penulis
Nurul
Ani Khayati 1, Faizatul Muna 1 , Eling Diar Oktaviani 1 & Ahmad Fauzan
Hidayatullah2
3. Nama
Lembaga/Afiliasi
UIN
Walisongo, Jl. Walisongo No.3-5,
Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50185
4. Abstrak
Fenomena yang berkaitan dengan
permasalahan pegawai tertentu atau pegawai yang membutuhkan pendidikan untuk
mempelajari mata pelajaran secara lebih mendalam. Siswa yang bersangkutan pada
akhirnya akan menggunakan sistem pengajaran yang diatur terutama di sekolah
dasar. Menyelenggarakan pembelajaran inklusif yang menentukan proses belajar
mengajar dibandingkan siswa reguler (siswa normal) dan siswa berkebutuhan
khusus. Akibatnya, kemampuan guru sekolah untuk mengajar siswa berkebutuhan
khusus akan meningkat. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian kepustakaan, sedangkan pengumpulan data dilakukan
dengan membaca dan mempelajari sejumlah jurnal, buku dan artikel yang memuat
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis tuturan guru dalam pendidikan khusus bagi siswa.
5. Pendahuluan
Salah satu dari sedikit faktor sosial yang
tersisa adalah setiap orang menyadari situasi yang dimaksud. faktor kemiskinan
sosial yang selalu ada di benak masyarakat dan menjadi fokus MDGs oleh PBB
[PBB, 1]. Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) memiliki tujuan inti untuk
memberantas kemiskinan global. Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),
fokusnya adalah pada respons berkelanjutan. Dalam beberapa deklarasi SDGs,
disebutkan bahwa “Kami menyadari bahwa memberantas misil dalam segala bentuk
dan dimensi, termasuk misil ekstrim, merupakan sebuah tantangan. Ketika
kebutuhan dunia yang paling signifikan dibutuhkan untuk proyek pembangunan
skala besar. (2017) Robinson Seorang bayi berkebutuhan khusus memiliki ikatan
khusus dengan negara-negara lain yang bertikai, termasuk hak atas pendidikan. Dalam
Pasal 31 diatur perjanjian kelompok dengan negara lain yang bertikai.
6. Metod
Menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif dengan metode penargetan kualitatif. Menggunakan Pendekatan ini
sejalan dengan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisis
bagaimana nasihat guru kepada siswa berkebutuhan khusus digunakan di sekolah
inklusi. Dalam penelitian kualitatif ini, akan lebih diperhatikan prosesnya
daripada hasilnya. Untuk menggunakan istilah lain, studi penelitian deskriptif
analitik mengidentifikasi masalah atau menarik perhatian pada masalah yang
muncul selama penelitian dan kemudian menganalisis hasil penelitian untuk
menentukan signifikansinya.
7. Hasil
dan Pembahasan
Indonesia menuju pendidikan inklusi secara
formal dideklarasikan pada tanggal 11 Agustus 2004 di Bandung, dengan harapan
dapat menggalang sekolah regular untuk mempersiapkan Pendidikan bagi semua anak
termasuk difabel. Untuk mewujudkan sekolah inkusif dibutuhkan beberapa hal
diantaranya: a) Kompetensi Guru Sekolah Inklusif; b) Model dan Strategi
Pembelajaran oleh Guru.
8. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian, dapat
disimpulkan bahwa seorang guru di lingkungan pendidikan khusus perlu memiliki
keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk mengawasi pengajaran siswa
yang memiliki kebutuhan khusus dalam bidang pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, nilai, sikap, dan moralitas. Persyaratan ini sejalan dengan
kewajiban guru kepada masyarakat agar mampu melaksanakan tugasnya. Guru yang
semula hanya menjabat sebagai guru kemudian diperluas menjadi pembinaan,
penyuluhan, dan pengelolaan pembelajaran. Selain itu, peran guru cukup penting
dalam pembelajaran inklusi karena merupakan tonggak proses pembelajaran. Kurikulum
inti sekolah perlu diajarkan dengan menggunakan alat yang dapat mengatasi
heterogenitasnya yang ekstrem.
3. JURNAL KETIGA
A. Identitas Jurnal
|
1. |
Jenis Jurnal |
: |
Jurnal Pendidikan Inklusi |
|
2. |
Volume |
: |
2 |
|
3. |
Nomor |
: |
2 |
|
4. |
ISSN |
: |
2580-9806 |
|
5. |
Penulis |
: |
Erika Yunia Wardah |
|
6. |
Tahun Terbit |
: |
2019 |
|
7. |
Alamat |
: |
https://journal.unesa.ac.id/index.php/ji/article/view/4216/2510 |
B. Analisis Jurnal
1. Judul
PERANAN GURU PEMBIMBING
KHUSUS LULUSAN NON-PENDIDIKAN LUAR BIASA (PLB) TERHADAP
PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI
KABUPATEN LUMAJANG
2. Nama
Penulis
Erika Yunia Wardah
3. Nama
Lembaga/Afiliasi
Universitas
Negeri Surabaya
4. Abstrak
Pendidikan inklusif adalah jenis
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan teman
sekolahnya yang biasa, terlepas dari apakah mereka memiliki cacat fisik atau
mental. Pendidikan inklusif bertujuan untuk melindungi informasi sensitif bagi
anak berkebutuhan khusus. Untuk memaksimalkan perkembangan anak, baik secara
akademik maupun non akademik, kemampuan seorang guru pembimbing sangatlah
penting. Guru bimbingan khusus, selain memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan anak, tidak hanya secara sistematis merugikan anak selama mereka
berada di sekolah. Sekolah inklusi di Propinsi Lumajang telah menimbulkan
kekhawatiran khusus di kalangan masyarakat atas kemampuan guru untuk memberikan
layanan pendidikan khusus bagi anak-anak yang membutuhkan tetapi belum tentu
memiliki gelar Sarjana Pendidikan Luar Biasa. Studi saat ini menggunakan
metodologi penelitian meja kuantitatif, berfokus pada data yang disajikan
dengan cara yang dapat dimengerti dan menangkap informasi secara mendalam.
5. Pendahuluan
Pendidikan inklusif bukanlah topik baru
untuk dibahas di perguruan tinggi di Indonesia. Di Indonesia, pendidikan
inklusi masih tumbuh subur dan terus berupaya memberikan dukungan yang lebih
baik bagi peserta didiknya. Pendidikan inklusi adalah jenis pendidikan yang
mendorong semua anak, baik anak khas maupun anak berkebutuhan khusus, untuk
mendapatkan pengajaran sesuai dengan kebutuhannya. Hampir setiap sekolah
bermimpi untuk menyediakan ruang bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar
bersama siswa reguler dalam lingkungan belajar yang inklusif. Kustawan (2012:7)
menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang terbuka
untuk semua anak dan mengakomodasi kebutuhan mereka sesuai dengan status
perkembangannya. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
no. 70 Tahun 2009.
6. Metode
Penelitian ini menggunakan teknik
penelitian kualitatif yang disebut penelitian kualitatif deskriptif. Karena
logika yang mendasarinya, pendent ini dipilih untuk fokus pada pendent yang
telah diamati dengan cara yang dapat dimengerti. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Sugiono (2016:15) bahwa penelitian yang ketat melibatkan pemeriksaan
kondisi-kondisi tertentu dari suatu eksperimen dimana peneliti bertindak
sebagai instrumen. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak
Fasilitator Khusus lulusan non PLB terhadap pelayanan yang diberikan kepada
anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini, kuesioner
pelaporan diri digunakan. Sukardi (2016:159) mengutip desain penelitian berupa
laporan diri sebagai salah satu yang memuat informasi yang diberikan secara
sukarela oleh responden. Penelitian ini dilakukan di SDN Kutorenon 02, SMPN
PGRI Sukodono, dan SMP Ibnu Sina Lumajang, tiga sekolah inklusi di Kabupaten
Lumajang. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data.
7. Hasil
dan Pembahasan
Identifikasi, penilaian, program
pembelajaran individual, program khusus dan modifikasi kurikulum, permasalahan
guru pembimbing khusus dalam memberikan layanan di sekolah inklusi di kabupaten
Lumajang, dan solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
beberapa temuan penelitian. Menurut penelitian ini, setiap sekolah memiliki
guru bimbingan khusus yang dipekerjakan secara tetap atau tersedia untuk
mengemban tanggung jawab lain sebagai guru bimbingan khusus. Guru bimbingan
khusus berasal dari guru kelas atau guru mata pelajaran yang notabene bukan
lulusan Pendidikan Luar Biasa. Kemudian data dari penelitian ini dideskripsikan
dengan data sebagai berikut: 1. Perencanaan Guru Bimbingan Khusus dalam
Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif di Kabupaten Lumajang
Peran Guru Bimbingan Khusus dalam memberikan pelayanan memerlukan perencanaan.
8. Kesimpulan
Guru bimbingan khusus inklusi di suatu
sekolah biasanya adalah guru kelas atau guru mata pelajaran yang telah dilatih
oleh lembaga tersebut untuk bertugas sebagai guru bimbingan khusus tarik
tambang. Alhasil, kepala sekolah inklusi di Kabupaten Lumajang tidak hanya
mengajar Pendidikan Luar Biasa, tetapi juga PGSD, Pendidikan Bahasa Indonesia,
Pendidikan Matematika, Pendidikan Sains, dan Pendidikan Olahraga. Perencanaan
pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus belum terlaksana secara efektif
terutama dalam hal program anak berkebutuhan khusus yang sedang berlangsung.
Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran anak berkebutuhan khusus, karena mereka
tidak menggunakan program khusus yang dirancang untuk tunarungu, bisu,
tunagrahita, tunadaksa, dan lamban belajar.
4. JURNAL KEEMPAT
A. Identitas Jurnal
|
1. |
Jenis Jurnal |
: |
Jurnal Kibalitbang
Jambi |
|
2. |
Volume |
: |
3 |
|
3. |
Nomor |
: |
4 |
|
4. |
ISSN |
: |
P-ISSN :
2580-8354 E-ISSN : 2548-5156 |
|
5. |
Penulis |
: |
Rani Abdah |
|
6. |
Tahun Terbit |
: |
2019 |
|
7. |
Alamat |
: |
http://jurnalkibalitbangdajbi.com/index.php/newkiki/issue/view/7 |
B. Analisis Jurnal
1. Judul
PERANAN GURU DALAM MEMBERIKAN
BIMBINGAN TERHADAP ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 KOTA JAMBI
2. Nama
Penulis
Rani
Abdah
3. Nama
Lembaga/Afiliasi
SLB Negeri 1 Kota Jambi
4. Abstrak
Setiap
warga negara mempunyai tanggung jawab untuk menempuh pendidikan, baik bagi anak
tumbuh kembang normal maupun anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Khusus Bagi Anak Penyandang
Cacat. Kebutuhan khusus. sekaligus memberikan kesempatan kepada anak
berkebutuhan khusus untuk belajar. Tujuan dari esai ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana seorang guru mungkin bersikap ketika memberikan
nasehat kepada anak kecil berkebutuhan khusus, terutama ketika berhadapan
dengan orang lain. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif dengan
menggunakan studi literatur sebagai sumber data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pentingnya kebutuhan utama anak diberikan prioritas utama oleh guru
ketika memberikan nasehat kepada anak. Motivasi tersebut bersumber dari
kewajiban guru untuk mendorong individu terlibat dalam membangun pola perilaku
secara konstruktif melalui pemberian bimbingan dan pengembangan konseling.
5. Pendahuluan
Sekolah inklusi adalah sekolah reguler
yang mengoordinasikan dan menggabungkan guru reguler dan guru pendidikan khusus
ke dalam satu kurikulum bersama. Sistem pendidikan yang disebut
"pendidikan inklusif" memungkinkan setiap anak untuk berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah reguler tanpa mempertimbangkan karakteristik atau
kecacatan lainnya. Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Bertujuan Memenuhi
Target Pendidikan Semua Warga Negara dan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Manfaat penyelenggaraan pendidikan inklusi tidak hanya untuk memenuhi hak asasi
manusia dan hak anak, tetapi juga untuk mewujudkan kesejahteraan anak. Selama
ini anak-anak dengan berbagai kemampuan (disabilitas) telah diberikan fasilitas
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan derajat dan jenis kecacatannya, yang
disebut Sekolah Luar Biasa (SLB). Tanpa disadari, sistem pendidikan SLB telah
membangun eksklusivitas bagi siswa penyandang disabilitas. Eksklusivitas ini
tanpa disadari menghambat proses saling mengenal antara anak penyandang disabilitas
dengan anak normal.
6. Metode
Metode yang digunakan adalah studi
kepustakaan, menurut Nazir (2003), “studi kepustakaan adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan melakukan telaah buku, kepustakaan, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dilaporkan”.
Peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari literatur terkait,
melakukan kajian terkait teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian.
Dalam penelitian ini ringkasan literatur disajikan melalui buku, jurnal, dan
hasil kajian. Oleh karena itu, penelitian ini mencakup prosedur standar seperti
identifikasi teori secara sistematis, pengambilan sampel literatur, dan
analisis dokumen yang mencakup informasi yang relevan dengan topik penelitian.
DAN PEMBAHASAN HASIL Sekolah dasar merupakan pondasi untuk pembelajaran
selanjutnya. Memahami situasi ini memperjelas betapa pentingnya membekali siswa
di Sekolah Dasar (SD) dengan pendidikan yang berkualitas dan bekerja dengan
tekun untuk mengembangkan potensi anak. Proses pembelajaran yang memerlukan
pertimbangan melampaui proses pembelajaran itu sendiri.
7. Hasil
dan Pembahasan
Sekolah dasar adalah fondasi untuk
pembelajaran di masa depan. Memahami situasi ini memperjelas betapa pentingnya
membekali siswa di Sekolah Dasar (SD) dengan pendidikan yang berkualitas dan
bekerja dengan tekun untuk mengembangkan potensi anak. Bukan hanya proses
pendidikan formal yang perlu diperhatikan; Penting juga untuk mempertimbangkan
proses pendidikan informal bagi siswa berkebutuhan khusus. Deklarasi global
Pendidikan Inklusif menuntut ketanggapan seluruh komponen di lembaga pendidikan
untuk melayani anak, khususnya anak berkebutuhan khusus (Tyas, 2016). Setiap
anak, baik cacat maupun tidak, tidak berhak belajar bersama anak lainnya.
Seorang bayi tidak boleh diberi nama atau diperlakukan secara kaku, tetapi
harus dijelaskan bahwa mereka memiliki keinginan yang kuat untuk belajar. Tidak
ada pembenaran yang kuat untuk memisahkan anak-anak di sekolah. Seorang anak
memiliki rasa kekeluargaan yang kuat di antara mereka sendiri.
8. Kesimpulan
Peran
gurudalam memberikan
bimbingan terhadap anak
dengan kebutuhan khusus sangat
penting. Peran tersebut terlihat dari penguasaan guru dalam
memberikan bimbingan
konseling dan pengem-bangan
individu yang mengharuskan guru
untuk kreatif mengembangkan pola
serta metode pendekatan terhadap
anak. Akan tetapi latar belakang pendidikan serta komitmen guru
dalam memberikan bimbingan
terhadap anak berkebutuhan khusus menjadi faktor kunci keberhasilan anak dalam
mengembangkan dirinya.
5. JURNAL KELIMA
A. Identitas Jurnal
|
1. |
Jenis Jurnal |
: |
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan
Konseling dan Psikologi |
|
2. |
Volume |
: |
6 |
|
3. |
Nomor |
: |
1 |
|
4. |
ISSN |
: |
E-ISSN 2623-033 |
|
5. |
Penulis |
: |
Ika1, Amiroh2, Siti Soliah3 |
|
6. |
Tahun Terbit |
: |
2023 |
|
7. |
Alamat |
: |
http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/CONS/article/view/1953/1425 |
B. Analisis Jurnal
1. Judul
PERANAN GURU BIMBINGAN
KONSELING TERHADAP LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSI DI MAS NURUL FALAH CIATER
2. Nama
Penulis
Ika1, Amiroh2, Siti Soliah3
3. Nama
Lembaga/Afiliasi
STAI Fatahillah Serpong,
Tangerang Selatan
4. Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ketidaksesuaian guru pembimbing dengan program pendidikan inklusi di
MAS Nurul Falah Ciater. Jenis tulisan ini adalah rangkuman deskriptif
kuantitatif dengan analisis komparatif kualitatif. Tiga siswa inklusi dan satu
guru bimbingan dan konseling menjadi informan utama. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pentingnya perhatian guru bimbingan dan
konseling terhadap program pengajaran inklusi di MAS Nurul Falah Ciater, dan
kemampuan guru bimbingan dan konseling dalam berkomunikasi secara efektif
dengan siswa inklusi; 2) Hal utama yang ditekankan oleh master bimbingan dan
konseling adalah perlunya sarana dan prasarana sesedikit mungkin untuk
memajukan jadwal program secara efektif.
5. Pendahuluan
Agar setiap anak menjadi pribadi dan
anggota masyarakat serta mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya, pendidikan harus diberikan pada setiap fitrah yang ada pada
setiap anak. , memiliki kewajiban untuk mengikuti pelatihan akademik yang
ketat, terlepas dari status sosial, kepercayaan agama, atau latar belakang ras
atau etnis mereka. meningkatkan kualitas keadilan dan pendidikan yang
memungkinkan setiap warga negara Indonesia memperoleh kecakapan hidup untuk
mendorong terpeliharanya seluruh pembangunan manusia yang dijiwai nilai-nilai
agama dan Pancasila (Insiatun et al. 2021). Pernyataan di atas menunjukkan
bahwa setiap manusia telah dibekali dengan kelebihan dalam dirinya yang dapat
membedakannya dengan manusia lainnya seperti memiliki keahlian dalam berpikir,
keahlian dalam bidang akademik, dan bidang lainnya. Namun, tidak semua manusia
menyadarinya
6. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif, atau segala jenis prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif tentang individu dan kelompok orang dalam bentuk
kata-kata yang jelas dan tentang interaksi yang dapat dipahami secara perlahan
(Moleong 2006). , teknik analisis data yang digunakan difokuskan pada
penggambaran berbagai persoalan yang bersumber dari narasumber yang akan ditonjolkan
dalam satu deskripsi cerita tertentu.Peneliti percaya bahwa masalah dalam
penelitian ini berkaitan dengan individu-individu yang mengamati informasi dari
berbagai sumber dengan menggunakan wawancara secara langsung untuk memperoleh
tanggapan dan jawaban secara alami. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah
untuk memahami situasi sosial secara jelas dengan menggunakan model, hipotesis,
dan teori berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Protokol penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini disebut Pendekatan Penelitian.
7. Hasil
dan Pembahasan
Sistem pendidikan yang dikenal sebagai
"pendidikan inklusif" mendorong anak-anak untuk memiliki sumber daya
yang diperlukan untuk belajar di kelas reguler sekolah tetangga dengan guru
mereka. Pelaksanaan program pendidikan ini memaksimalkan kesempatan bagi semua
anak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan
masing-masing tanpa diskriminasi. Tujuan dari penyediaan layanan inklusi ini
adalah untuk memastikan bahwa semua anak dapat berpartisipasi dalam pelajaran
terlepas dari kecacatan atau kecacatannya, dan pembelajaran tersebut diterapkan
oleh mereka. Di sekolah-sekolah yang menawarkan program pendidikan semacam ini,
bimbingan dan konseling sangatlah penting.
8. Kesimpulan
Guru bimbingan konseling ini memiliki peran penting
untuk memantau dan memastikan siswa berperilaku baik dan membantu siswa secara
individu maupun kelompok dengan permasalahan yang dihadapi siswa guna membentuk
kepribadian mandiri yang berkembang ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Bimbingan guru bimbingan yang ditawarkan oleh MAS Nurul Falah Ciater, dan
program tersebut telah berhasil diselesaikan oleh para siswa. Guru BK di
sekolah ini telah memberikan pengarahan, motivasi, evaluasi kepada siswa dan
dapat dikatakan baik dengan berbagai keterampilan yang mendukung pelaksanaan
layanan inklusi di MAS Nurul Falah Ciater dalam mengembangkan Mengapa doa dan
khutbah ini lambat, stabil.